Berontak di Kapal Perang Belanda De Zeven Provincien

Seperti kita ketahui bahwa bangsa pribumi banyak yang dipakai oleh pemerintah Belanda sebagai tentara KNIL, polisi, pegawai, awak kapal niaga dan juga awak kapal perang Belanda. Demikian pula kapal perang Belanda De Zeven Provicien banyak memakai bangsa pribumi sebagai awak kapalnya.

Pada bulan Februari 1933 para kelasi pribumi yang menjadi awak kapal perang Belanda De Zeven Provincien karena tidak tahan terus-menerus diperlakukan secara dikriminasi, akhirnya melakukan perlawanan. Sebagai protes atas perlakuan diskriminasi yang me nyangkut gaji, jaminan sosial, dan sikap para awak kapal bangsa Belanda yang sangat merendahkan martabat bangsa pribumi, mereka menunjukkan harga diri mereka dengan merebut kapal perang De Zeven Provincien dari tangan awak kapal Belanda.

Peristiwa itu ditutup-tutupi oleh Pemerintah Hindia Belanda kepada umum dan masyarakat Indonesia. Tetapi berita yang mengejutkan itu terungkap juga kepada masyarakat umum. Pemerintah Belanda sesungguhnya telah mengambil langkah-langkah ketat dengan melarang para anggota Angkatan Laut Kerajaan Belanda untuk memberikan informasi mengenai kasus De Zeven Provincien kepada keluarga, teman, atau wartawan.

Namun karena para anggota Fraksi Nasional dalam Volkraad mengajukan pertanyaan gencar mengenai soal itu, maka Pemerintah Hindia Belanda terpaksa mengeluarkan “keterangan resmi” Isinya menyatakan bahwa ke-25 orang awak kapal bangsa pribumi yang “memberontak” dan menguasai kapal perang Belanda De Zeven Provincien telah tewas semua akibat sebuah bom yang dijatuhkan oleh pesawat terbang Belanda. Menurut keterangan resmi, yang dikeluarkan Pemerintah Hindia Belanda, sebenarnya pesawat pembom itu diinstruksikan agar tidak menjatuhkan bom di atas geladak kapal perang tersebut, melainkan menjatuhkannya di laut, tidak jauh dari kapal perang itu. Tujuannya untuk memperingatkan agar para “pemberontak” yang menguasai kapal perang itu menyerah.

Namun karena pilot pesawat pembom mengalami kesulitan teknis, maka secara tidak sengaja bom yang dijatuhkan malah jatuh tepat di atas geladak kapal De Zeven Provincien. Lalu kapal perang itu meledak, terbakar habis, dan akhirnya tenggelam berikut semua awak kapal bangsa pribuminya dan terkubur di dalam lautan.

*Disadur langsung dari Buku Wage Rudolf Soepratman, karangan Anthony C. Hutabarat

FOTO: wikimedia commons/free/koleksi tropen museum/


Link Referensi:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top